Senin, 18 Mei 2015

Menentukan Apa yang Harus Dilakukan Pertama

Manajemen waktu adalah keahlian penting untuk manajemen pribadi.
Inti sari manajemen waktu adalah mengelola dan melaksanakan prioritas. Metoda manajemen waktu telah dikembangkan dalam berbagai tahapan: 1) catatan dan checklist - mengenali berbagai kebutuhan pada waktu
kita; 2) kalendar dan buku agenda - menjadwalkan acara dan aktivitas;
3) memprioritaskan, memperjelas nilai-nilai - menyatukan perencanaan harian dengan sasaran (detail dari pendekatan ini adalah memperluas
efisiensi yang bisa mengurangi spontanitas dan hubungan dalam hidup);
4) mengelola diri kita lebih dari pengelolaan waktu - memfokuskan pada
penjagaan dan memperkaya hubungan dan penyelesaian hasil, dengan
begitu merawat keseimbangan P/PC (produksi versus pengembangan
kapasitas produksi).
Suatu matriks bisa dibuat dari karakteristik aktivitas, mengklasifikasikan-nya sebagai urgen dan tidak urgen, penting dan tidak penting.
Daftar aktivitas yang mendesak untuk ditindak-lanjuti disebut sebagai
“Urgen”. Daftar aktivitas yang memberikan konstribusi pada misi, nilai
atau sasaran prioritas tinggi kita sebagai “Penting”.
URGEN TIDAK URGEN
PENTING
Kuandran I
Krisis
Masalah yang mendesak
“Memadamkan api”
Bongkar besar & kerja
ulang
Proyek terbatasi waktu
»
»
»
»
»
Kuandran II
Pencegahan
Aktivitas berdasar kemampuan produksi.
Membangun hubungan.
Mengenali peluang baru
Perencanaan
Penciptaan kembali.
»
»
»
»
»
»
TIDAK PENTING
Kuadran III
Interupsi
beberapa panggilan
Beberapa surat
Beberapa laporan
Beberapa rapat
Hal yang agak mendesak
Aktivitas populer
Beberapa bongkar besar &
kerja ulang
»
»
»
»
»
»
»
»
Kuadran IV
Hal sepele (trivia)
Kerja sibuk
Beberapa surat
Beberapa telepon
Mengisi waktu
Aktivitas menyenangkan
»
»
»
»
»
»
Aktivitas Kuadran I adalah urgen dan penting - disebut juga masalah dan krisis. Memfokuskan pada Kuadran I berkesudahan
menjadi lebih besar dan bertambah besar sampai masalah mendominasi kamu.
Aktivitas Kuadran III adalah urgen namun tidak penting, dan
sering salah menempatkan sebagai Kuadran I.

Kuadran IV adalah kuadran pelarian - aktivitas yang tidak urgen
dan tidak penting.
Orang yang efektif akan keluar dari Kuadran III dan Kuadran
IV karena disana tidaklah penting.  Mereka akan menyusutkan
Kuadran I sampai memiliki banyak waktu di Kuadran II.
Aktivitas  Kuadran II adalah  penting, namun tidak urgen.
Bekerja pada kuadran ini adalah jantung dari manajemen waktu
pribadi. Disanalah aktivitas PC (pengembangan kapasitas produksi) berada.
Aktivitas Kuadran II menjadi pengaruh kuat - aktivitas bila diselesaikan secara rutin akan membuat perubahan yang amat besar
dalam kehidupanmu. (Termasuk mewujudkan Seven Habits).
Awalnya, waktu untuk aktivitas Kaudran II harus datang dari
Kuadran II dan IV. Kuadran I tidak bisa dilalaikan, namun secara
bertahap harus menyusut dengan mengalihkan ke Kuadran II.
1) Prioritaskan
2) Kelola Sekitar Prioritas
3) Disiplinkan Dirimu Sendiri
Disiplin pribadi tidaklah cukup. Tanpa pernyataan berpusat pada prinsip dan misi kita memiliki cukup pondasi untuk keberlangsungan upaya
kita.
Covey telah mengembangkan  cara pengelolaan Kuadran II dengan
memenuhi enam kriteria :
Koheren - menyatukan aturan, tujuan dan prioritas.
Seimbang - menjaga berbagai aturan/tugas sebelumnya,
sehingga tidak diabaikan.
Fokus pada kuadran II - Mingguan - kuncinya adalah
tidak memprioritaskan apa yang ada dalam jadwalmu, tapi
menjadwalkan prioritasmu.
Dimensi orang -  pikirkan efisiensi ketika berkaitan dengan
barang, namun pikirkan efektivitas ketika berkaitan dengan
orang.  Orang pertama yang mempertimbangkan efektivitas adalah dirimu sendiri. Skedul adalah membagikan kepada
orang-orang.
Fleksibilitas - cara pengelolaan adalah pelayanmu, bukan
gurumu.
Portabilitas - mudah dibawa.
Ada empat aktitivitas kunci dalam mengelola Kuadran II, memfokuskan
pada apa yang ingin selesaikan dan 7 hari ke depan: 1) Identifikasi tugas,
2)  Memilih sasaran - dua atau tiga item untuk menyelesaikan setiap
tugas, termasuk berapa lama waktu yang dibutuhkan dari sasaran dan
pernyataan misi, 3) skedul/delegasi - termasuk kebebasan dan fleksibilitas
untuk mengendalikan kejadian yang tidak terantisipasi dan kemampuan
spontanitas, 4)  Adaptasi harian - respon setiap hari untuk kejadian,
hubungan dan pengalaman  yang tidak terantisipasi dengan cara yang
bermakna.
Disini ada lima keuntungan dari cara pengelolaan ini: 1) adalah
berpusat pada prinsip - ini memampukan untuk melihat waktumu dalam
konteks berapa penting dan berapa efektif. 2) hal ini merujuk ke hati
nurani - memampukan kamu untuk mengelola kehidupanmu diantara
nilai-nilai yang terdalam. 3) mendefiniskan misi unikmu, termasuk
nilai dan sasaran jangka panjang. 4) membantumu menyeimbangkan
kehidupanmu dengan mengenali tugas/aturan. 5) memberikan perspektif
yang lebih besar melalui pengelolaan mingguan.

Part of Our Brain

Riset otak
Ada riset lainnya yaitu sebuah teori otak baru “triune theory” (dalam martinson 1974). Menurut teori ini otak dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
1)      the neocortex
The neocortex merupakan bagian yang berisi 80-85 % massa otak manusia. Bagian ini merupakan esensi dari fungsi manusi mental tinggi (analisa, kreativitas). Bagian ini yang membuat manusia unik dibandingkan makhluk lain di bumi.
2)      the limbic system
adalah pusat emosi manusia. Bagian otak ini disebut sebagai bagian sosioemosional. The limbic system juga mamiliki bagian esensial yang berperan dalam memori jangka panjang (long term memory) manusia.
3)      the brain system
The brain system dikenal jga sebagai otak reptile atau the reptilian brain berperan mengendalikan fungsi tubuh yang bersifat otomatis seperti detak jantung, pernafasan dan pencernaan. Bagai berkaiatan juga dengan sifat intrinsik manusia. Otak ini akan bekerja jika manusia mendapat ancaman. Nagiam otak ini akan melindungi manusia agar tetap hidup (survive).
Manusia harus dapat menyeimbangkan peran semua bagian otak. Dalam belajar bagian otak yang terkai dengan fungsi kretifitas tinggi seperti analisis, sintetios dan kreativitas.
“Triune theory (dalam rose 2003) mengemukakan bahawa “ a sense of joy” yaitu belajar harus dalam kondisi yang menyenangkan. Menurut teori ini proses belajar akan menjadi lebih cepat dan mendalam apabila seluruh otak terlibat didalamnnya. Manakala perasaan seseorang sedang dalam kondisi positif, maka dia akan berada dalam keadaan sntai. Dia akan menggunakan neocortec yaitu otak ntuk belajar. Sebaliknya manakal seseorang dalam kondisi negative, individu akan menggunakan otak reptile untuk “survive” maka proses belajar akan melibatkan dan bahkan berhenti.
(Iif Khoiru Ahmadi, M.pd dkk, Pembelajaran Akselerasi hal 10-11)
Teori otak kanan dan otak kiri
Teori ini membagi bagian otak menjadi otak kiri dan otak kanan dan kiri. Eksperimen terhadap kedua belahan otak ini menunjukan bahwa masing- masing belahan bertanggung jawab terhadap cara berpikir dan masing- masing mempunyai spesialisasi dalam kemampuan-kemampuan tertentu. Misalnya, proses berpikir otak kiri bersifat logis, sekuensial , linier dan rasional. Sisi ini sangat teratur. Sedangkan otak kanan bersifat acak, tidak teratur, intuitif dan holistik. Kedua belahan otak penting artinya. Orang yang dapat memnfaatkan kedua belahan otak ini cenderung seimbang dalam setiap aspek hidupnya. Begitupun dalam belajar , akan terasa  mudah karena mereka mempunyai pilihan untuk mengunakan bagian otak yang diperlukan dalam setiap pekerjaan yang sedang dihadapi.
(DePortet, Bobbi dan Mike Hernacki. 2011. Quntum Learning, 36-38. Bandung: Kaifa)

Itu sebagian informasi tentang bagian-bagian di otak kita, nah maksimalkan fungsinya supaya efek dari kinerja otak itu bekerja di tingkat paling atas

Senin, 11 Mei 2015

Apa sih Character Building?

Dari segi bahasa, membangun karakter (Character building)  terdiri dari dua kata yakni Membangun (to buid) dan karakter (character). Adapun artinya "Membangun" bersifat memperbaiki, membina, mendirikan, mengadakan sesuatu. Sedangkan "Karakter" adalah tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain. Dalam konteks disini adalah suatu proses atau usaha yang dilakukan untuk membina, memperbaiki dan atau membentuk tabiat, watak, sifat kejiwaan, akhlak mulia, insan manusia sehingga menunjukan perangai dan tingkah laku yang baik berlandaskan nilai-nilai Pancasila.